PSIM Yogyakarta dan Keajaiban Menit Akhir: Bagaimana Pemain Cadangan Menjadi Faktor X Penyelamat Poin di BRI Super League

Saleh Ahmad
0
Skuad PSIM Yogyakarta merayakan gol penyeimbang
Pemain PSIM Yogyakarta merayakan gol dramatis di menit akhir. Kedalaman skuad menjadi kunci Laskar Mataram musim ini. (Foto: Dok. Bola News/Saleh Ahmad)

YOGYAKARTA, BOLA NEWS – Sepak bola bukan hanya tentang sebelas pemain yang memulai pertandingan, tetapi juga tentang mereka yang menyelesaikannya. Filosofi ini terbukti ampuh bagi PSIM Yogyakarta dalam laga lanjutan BRI Super League yang berlangsung dramatis kemarin sore.

Laskar Mataram, julukan PSIM, berhasil terhindar dari kekalahan memalukan di kandang sendiri berkat kontribusi vital dari para pemain pengganti. Dalam laga yang berakhir imbang tersebut, PSIM menunjukkan bahwa mereka memiliki "Faktor X" yang tidak dimiliki banyak tim lain: mentalitas pantang menyerah dan kedalaman skuad yang mumpuni.

Buntu di Babak Pertama, Berubah di Babak Kedua

Sepanjang 45 menit pertama, permainan PSIM Yogyakarta terlihat monoton. Serangan yang dibangun dari lini tengah seringkali patah sebelum memasuki sepertiga akhir lapangan lawan. Striker asing mereka terisolasi, sementara sayap-sayap Laskar Mataram berhasil dimatikan oleh full-back lawan yang bermain disiplin.

"Di babak pertama kami bermain terlalu lambat. Transisi dari bertahan ke menyerang tidak berjalan sesuai rencana. Lawan sangat nyaman mendikte permainan," aku pelatih PSIM pasca pertandingan.

Menyadari kebuntuan tersebut, tim pelatih melakukan perjudian taktik di menit ke-60. Dua pemain senior ditarik keluar, digantikan oleh dua talenta muda jebolan akademi yang memiliki kecepatan lari di atas rata-rata. Keputusan ini terbukti menjadi titik balik.


IKLAN SPONSOR


Dampak Instan "Super Sub"

Masuknya tenaga baru mengubah dinamika permainan secara drastis. PSIM yang tadinya tertekan, mulai berani melakukan pressing tinggi. Kecepatan para pemain pengganti ini mengacaukan konsentrasi bek lawan yang sudah mulai kelelahan.

Puncaknya terjadi di masa injury time (90+4'). Berawal dari akselerasi pemain pengganti di sisi kanan, umpan silang mendatar berhasil disambar menjadi gol penyeimbang yang membuat seisi stadion Mandala Krida bergemuruh. Gol tersebut menyelamatkan wajah PSIM dari kekalahan di depan pendukung setianya, Brajamusti.

Pengamat sepak bola lokal menilai bahwa kemampuan pelatih PSIM dalam membaca situasi (game reading) patut diacungi jempol. Tidak banyak pelatih yang berani menurunkan pemain muda di situasi tertinggal dan kritis.

Pentingnya Kedalaman Skuad di Kompetisi Panjang

Hasil ini memberikan pelajaran berharga bagi kontestan BRI Super League lainnya. Dalam format kompetisi penuh yang panjang dan melelahkan, tim inti yang kuat saja tidak cukup. Dibutuhkan pemain lapis kedua yang kualitasnya tidak jauh berbeda dengan pemain utama.

"Saya selalu menekankan kepada pemain, di tim ini tidak ada istilah pemain inti atau cadangan. Semua punya peran. Siapapun yang diberi kesempatan, meski hanya 5 menit, harus memberikan 100 persen untuk lambang di dada," tegas sang pelatih.

Dengan satu poin berharga ini, PSIM Yogyakarta berhasil menjaga posisi mereka di papan tengah klasemen, menjauh dari zona degradasi. Konsistensi para "Super Sub" ini akan kembali diuji pada laga tandang pekan depan yang diprediksi akan jauh lebih berat.

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default